Lifestyle

Perubahan Iklim Membuat Bumi Menjadi Panas

sumber: infoastronomy.org

Perubahan iklim. Begitu cepat dia berubah. Padahal aku masih nyaman dengan aroma pagi yang menyegarkan memasuki rongga dada. Tapi, kini aku mesti berjibaku dengan panas dan bau polusi menusuk hidung. Gerah! Baru pukul delapan pagi, matahari rasanya menyengat dikulit. Aku ingin menyerah. Kau sudah berubah!

Dalam kurun waktu beberapa tahun saja bumi semakin tidak nyaman sebagai tempat tinggal. Panas, gerah, susah napas, bau, dan lain sebagainya. Mau pindah ke mars? Tapi bumi adalah rumah bagi manusia. Bagaimana dong? Masa’ rumah ngga nyaman begini. Ternyata penyebab ketidaknyamanan ini adalah perubahan iklim. Tim PBB mengatakan perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang. OMG! Aktivitas manusia menjadi penyebab utama dengan melakukan pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan gas yang memerangkap panas. Pada akhirnya kita jadi begini, kepanasan. Hm…

You reap what you sow”, apa yang kau tanam itu yang kau tuai. Begitu kata pepatah. Mari kita lihat apa yang manusia tanam sehingga bumi ini semakin hari semakin tidak mau berteman.

Penyebab Perubahan Iklim

Gunung Sampah

Gunung sampah. Hah! Kalau pegunung atau gunung Sibayak enak juga bisa healing. Tetapi ini gunung yang menjengkelkan. Bunyi klakson saling bersahutan. Kendaraan di jalan raya berlomba, mendahului satu sama lain agar cepat sampai di tempat tujuan. Cahaya matahari mulai menyapu aspal. Masih pagi, namun sudah dibuat emosi. Tidak ada yang ingin mengalah. Suasana semakin gerah. Tumpukan sampah menggunung di pinggir jalan mengeluarkan aroma busuk. Saya menutup hidung. Parah! Bumi ini sudah tidak sehat. Dan lebih parahnya lagi, sebagian besar tumpukan sampah itu adalah sampah plastik. Kita tahu, limbah pastik dapat terurai setelah 50 sampai 100 tahun. Bayangkan, bisa sampai satu abad! Bisa ketimbun sampah nih, kita. Huhuhu.

Berikut waktu terurainya sampah non organik yang saya baca dari laman website www.p-wec.org.

  • plastik 50-100 tahun
  • puntung rokok 10 tahun
  • alumunium (kaleng soft drink) 80-100 tahun
  • kardus 5 bulan
  • kulit sepatu 25-40 tahun
  • kertas 2-5 bulan
  • baterai 100 tahun
  • sterofoam tidak dapat terurai. mana sekarang kalau beli makanan kemasannya lebih sering pakai sterofoam.

Di tahun 2021 sampah plastik di Indonesia mencapai 68,5 juta ton. (CNN Indonesia). Ngeri ya. Benar-benar bisa nimbun umat manusia kalau ngga diatasi. Makanya, dari sekarang harus kurang-kurangi tu gunain kantong plastik.

Asap Kendaraan Bermotor

Setelah turun dari angkot yang saya tumpangi, pagi yang semestinya menyenangkan ternyata menyisakan drama menyebalkan dan menjadi amarah terpendam. Bukan hanya bau busuk tumpukan sampah di tepi jalan, angkot pun berlomba mencari penumpang dengan cara mendahului angkot lain dan mengeluarkan asap sehingga membuat saya yang masih berada di dekatnya terbatuk-batuk. Baju jadi bau. Sial! Pencemaran udara, menyebabkan perubahan iklim.

Jamak kita ketahui bahwa penyebab terjadinya pencemaran udara erat hubungannya dengan manusia. Seperti yang ditulis di awal cerita. Polutan hasil dari pembakaran bahan bakar membuat napas terengah-engah. Bukan bumi saja yang tidak sehat, diri ini pun turut serta. Hiks! Info dari hellosehat.com pencemaran udara dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, yaitu:

  • gangguan pernapasan
  • penyakit kardiovaskular
  • kanker. pantes aja ya sekarang banyak kedengeran penderita kanker.
  • masalah kehamilan dan janin
  • penyakit neurodegeneratif
  • saya tambahin satu, ya. Jerawat. baru aja nyampek kampus muka udah kusam. kumenangis….

Menurut survei IQAir, dari 117 negara di dunia, Indonesia berada di peringkat ke 17 negara yang mengalami tingkat polusi udara paling tinggi. Bangga ga tuh? Ya, nggak lah! Malah nyesek. Udara semakin buruk, sedangkan penghijauan semakin berkurang.

Pendingin Ruangan

Sasampainya di kelas, saya merasa lega. Panas yang tadi membuat kulit tersengat, rasanya sangat tidak enak berubah menjadi dingin. Pendingin ruangan, AC, membuat saya nyaman. Namun, ternyata masalah belum usai. Duh! AC atau pendingin ruangan bisa menjadi penyebab pemanasan global karena menggunakan gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang bisa mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Tapi tenang, sekarang sudah ada teknologi pendingin udara tanpa CFC. Oh, syukurlah!

Itu tadi tiga hal yang kita alami sehari-hari. Jika rasa kepedulian kita abaikan, maka bukan tidak mungkin bumi kita bisa semakin “ganas”, bencana alam terjadi hampir setiap tahun. Cuaca semakin sulit diprediksi. Hujan, panas, sesukanya saja. Dan ini pasti menghambat kelancaran aktivitas. Jadi, agar tidak memperparah keadaan kita mesti peduli. Dengan cara sederhana sekali pun, itu tetap menguntungkan. Yuk, mari lanjut ke hal-hal sederhana selamatkan bumi.

Baca juga: Mitigasi Perubahan Iklim: Anak Muda Bergerak dengan Gaya Hidup Minimalis

Cara Cegah Perubahan Iklim

Jangan Nyampah

Bukan pagi saja yang mesti bertempur dengan polusi. Siang lebih parah. Matahari di atas kepala. Pagi gerah, siang apalagi. Hm. Kapan berakhirnya cuaca panas ini? Sambil melangkah lemah, saya menyusuri gang menuju kosan. Di sisi jalan ada parit, namun paritnya ngga berguna. Kalau banjir pasti airnya menggenang ke jalan, karena isi parit bukan air tapi sampah. Owalah. Gimana mau lingkungan bersih, nyampah mulu sih! Coba deh, kita kuatkan niat dan tekad buat ngga nyampah. Jangan buang sampah sembarangan. Cuma itu. Mudah kan. Kalau begitu saja tidak bisa, lemah ah!

Naik Kendaraan Umum

Walau belum semua kota memiliki transportasi umum yang bagus, tapi ngga ada salahnya juga kita manfaatin yang ada. Di kota-kota besar ada bus trans. Ya udah naik bus saja. Kan polusi udara jadi berkurang, dan kita bisa menikmati udara yang bersih. Saya naik angkot ke kampus dan ke mana saja. Jika tempat yang dituju dekat maka bisa naik sepeda atau jalan kaki. Jangan malu buat ramah. Ramah lingkungan. Hehehe.

Ngga Boleh Boros Listrik, Nyakiti Bumi

Kalau menyakiti, bakal disakiti. Gitu sih yang terjadi. Buktinya cuaca ekstrem ga berkesudahan. Ngga peduli lingkungan? Listrik nyala terus, AC hidup lama-lama, kasihan dong sama bumi. Salah satu cara memproduksi listrik dengan pembakaran batu bara, dan memproduksi listrik menggunakan bahan bakar posil ini sangat besar, juga menjadi penyumbang terbesar untuk pemanasan global. Terus kalau boros listrik, produksi listrik semakin meningkat, kan. Maka dari itu, jika tidak bisa bergerak seperti greenpeace, bergeraklah melalui hal-hal sederhana.

Selamatkan Hunian Kita

Gunung sampah dan asap kendaraan bermotor, udah buat gerah banget ya. Siang hari panas, malam hari juga sama, bau lagi. Huh! Cuaca udah susah diprediksi. Oleh sebab itu, kita harus segera bertindak #UntukmuBumiku agar bumi tetap menjadi hunian yang nyaman lewat cara sederhana, yaitu jangan nyampah, naik kendaraan umum dan ngga boleh boros listrik. Walaupun belum ngerasain efek positifnya secara segnifikan karena kalau tidur malam tetap saja kepanasan jika tanpa pendingin ruangan, tapi ini membantu kok. Setidaknya kita udah berusaha, lagi pula melakukan hal positif itu baik. Ayo semangat! #TeamUpforImpact untuk bumi kembali nyaman.

Tinggalkan Balasan