Jalan-Jalan

Masjid H. Anif, Vihara Cemara Asri, dan Cerita Kenangan

Masjid H. Anif & Vihara . Sumber: google

Masjid dan Vihara Cemara Asri. Kali ini saya ingin kembali ke masa lalu, tahun 2017. Waktu itu saya ada keperluan yang mengharuskan pergi ke Medan. Berangkat dari rumah pagi, ketemu teman di tempat yang sudah kami sepakati sebelum jam makan siang. Saya naik angkutan umum. Dulu saya berani naik angkot ke mana-mana, bahkan ke tempat yang belum pernah saya datangi. Sekarang nomor angkot dengan tujuan tertentu saya sudah tidak ingat dan tidak seberani dulu lagi jika harus pergi sendiri, sebab keamanan di Medan semakin hari kian mengkhawatirkan. Jujur, angkot di Medan sebagian besar ugal-ugalan. Suka nerobos lampu merah. Saling memaki, bahkan bisa adu jotos. Beberapa kali saya naik angkot, supirnya ribut sama supir angkot lain, baku hantam sampai berdarah. Kejadian lain, penumpang di depan saya kehilangan uang 5 juta karena dihipnotis, diajak ngobrol uang pun raib. Dan satu lagi, ponsel saya hilang di tas saat akan turun angkot. Peninglah!

Maaf, ya, pragaraf pertama saya enggak asik, hihihi. Walau pun begitu Medan tetap punya banyak kisah menyenangkan untuk diceritakan. Setiap sudutnya memiliki kenangan.

Masjid H. Anif Cemara Asri

Setelah urusan selesai, teman saya ngajak jalan-jalan. Oya, kenalkan, teman saya ini bernama Zumrah. Teman dekat dari kelas satu SMK. Alhamdulillah sampai sekarang hubungan pertemanan kami baik walau jarang komunikasi apalagi bertemu.

Usai makan siang, saya lupa makan di mana, kami salat Zuhur di masjid H. Anif atau Masjid Al-Musannif di komplek Cemara Asri. Masjid ini didirikan oleh Yayasan H. Anif. H. Anif sendiri adalah ayah dari wakil Gubernur Sumatra Utara saat ini, Musa Rajekshah. Ketika memasuki pekarangan masjid yang luas, saya terkesima. Masjid dengan nuansa hijau ini sangat asri. Tak sabar rasanya ingin segera mengabadikannya. Tapi hati berteriak, wooiii salat dulu. Selesai salat kami pun mengelilingi komplek masjid sambil sesekali berfoto.

Masjid H. Anif Cemara Asri

Mengingat saya masih punya waktu, sebelum pulang Zumrah berinisiatif mengajak saya ke Vihara Cemara Asri. Teman saya ini suka sekali jalan-jalan. Dia satu-satunya teman yang selalu berhasil mengajak saya jalan tanpa pernah saya tolak dengan alasan apa pun. Bagaimana bisa? Saya juga enggak tahu.

Vihara Cemara Asri

Jarak dari Masjid H. Anif ke Komplek Vihara Cemara Asri tidak begitu jauh, tapi perjalanannya cukup menegangkan menurut saya, sebab akan berpapasan dengan truk kontainer dan truk lainnya yang segede gaban yang menuju atau ke luar daerah Kawasan Industri Medan.

Bagian Depan Vihara
Lukisan Serta Keterangan di Bawahnya
Tampak Sekolah Maitreyawira di Belakang Kami

Saat tiba di Komplek Cemara Asri saya kembali dibuat kagum dengan vihara yang dibangun pada tahun 1991 dan diresmikan pada 2008 ini. Bangunan vihara berada di lahan seluas 4,5 hektar dan menjadi salah satu vihara terbesar di Indonesia. Tepat di depan vihara terdapat Sekolah Maitreyawira.

Melihat Bagian dalam Vihara

Begitu memasuki bagian dalam vihara suasana tenang mulai menghipnotis. Waktu itu tidak ramai pengunjung, dan tidak ada acara. Jika di luar disambut oleh patung singa, maka di dalam ada arca Dewi Kwan Im. Selain itu ada juga kolam ikan koi yang menambah kesan tenang.

Arca Dewi Kwan Im
Jembatan di Atas Kolam Ikan Koi
Kolam Ikan Koi

Tidak banyak yang bisa kami lihat, karena tidak diperbolehkan. Kata petugasnya, akan ada ritual beberapa jam lagi. Oh oke. Kami pun keluar dan duduk lesehan tidak jauh dari pintu masuk. Menghabiskan waktu beberapa saat sembari berkisah tentang masa lalu.

Baca juga: Masjid Azizi, Bukti Sejarah Kesultanan Langkat
Cerita di Tepi Danau

Tidak jauh dari vihara ada danau yang dikelilingi oleh pepohonan rindang dan taman burung. Ada banyak burung bangau putih berterbangan dan bertengger. Selain burung bangau putih, ada burung merpati dan ikan lele.

Di tepi danau yang memiliki pagar pembatas, banyak orang menjual jajanan. Kami membeli es kelapa muda. Penjual juga menyediakan kursi, jadi kami bisa dengan tenang menghabiskan makanan dan es sambil melanjutkan cerita masa lalu. Cerita masa lalu yang waktu itu tidak tahu akan menjadi masa depan atau tidak.

Danau di Komplek Vihara Cemara Asri

Menjelang Asar kami pulang, meninggalkan Vihara Cemara Asri, kembali melewati Masjid H. Anif. Rasanya waktu begitu singkat jika bertemu teman yang tepat. Zumrah mengantar saya menggunakan keretanya (motor) ke tempat di mana saya bisa naik angkot. Di perjalanan menuju rumah, saya teringat pesan sahabat saya ini, kalau sudah menikah rida suami ridanya Allah, biar enggak ada kejadian aneh-aneh, jadi pilih laki-laki yang bener agar kita ikhlas menerima kekurangan yang ada. Kok bicara nikah, ya? Teman saya itu sudah menikah, termasuk menikah muda. Btw. Jadi, dia sharing pengalaman saja untuk saya yang saat itu sedang move on. Ckckckc.

Oya, sebagai tambahan, Masjid H. Anif dan Vihara Cemara Asri ini bisa menjadi pilihan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu libur bersama teman atau keluarga. Alamat masjid H. Anif atau Al Musannif di Jl. Cemara Perumahan Cemara Asri, Sampali, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dan vihara berada di Komplek Perumahan Cemara Asri No. 8, Jl. Cemara Asri Boulevard Raya No.Utara, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: