Buku

Hidup Tenang dengan Konsumsi Buku Original Bukan Bajakan

buku bajakan dan original

Joseph Brodsky mengatakan bahwa ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku, salah satunya adalah tidak membacanya. Saya setuju dengan penyair Uni Soviet-Amerika Serikat peraih nobel Sastra tahun 1987 ini. Dan, saya ingin menambahkan, ada kejahatan yang lebih kejam berikutnya, yaitu melegalkan hal yang ilegal, apa itu? Pembajakan buku. Ingat, baca buku original bukan bajakan!

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai buku bajakan, saya mau jujur. Saya adalah mantan pembeli buku bajakan. Maaf. Itu tidak seperti yang kamu bayangkan, hehehe. Saya bisa jelaskan. Jadi, ceritanya begini. Saya suka baca, dan ketika melewati kios yang menjual buku, saya langsung mampir. Mungkin ada yang sama seperti saya, saat melihat buku langsung terpikat walau sekadar lihat-lihat. Kemudian, beberapa buku mencuri perhatian. Saya langsung tawar, dapat harga murah. Namun, saya sempat berpikir kenapa bukunya tipis. Buku lain yang saya beli bersamaan tidak ada yang ganjil. Tentu harga lebih mahal. Sayangnya, waktu itu saya tidak berpikir mengenai buku bajakan. Saya cuma tahu VCD bajakan. Serius. Ya sudah, tanpa merasa bersalah atau berdosa saya bawa buku tersebut pulang. Beberapa hari kemudian saya baca, tapi saya tidak nyaman bacanya. Kenapa? Karena buku tersebut bajakan.

kenali ciri-ciri buku bajakan dan original duniakataku.com
Sumber: Tiktok. SS. Gambar kiri: toko buku Tere Liye, buku original. Kanan: penjual buku bajakan
Kenali Ciri-Ciri Buku Bajakan

Serupa tapi tak sama. Begitulah ungkapan yang cocok untuk buku bajakan. Sampai sekarang masih banyak orang-orang tidak bertanggung jawab menjual buku-buku bajakan, padahal itu merugikan banyak pihak. Jika mereka tidak menyudahi perbuatan tersebut, kita lah yang bergerak memutus mata rantai perbuatan ilegal dengan tidak membeli buku-buku palsu, buku bajakan. Sebelum itu, agar lebih jelas kenali dulu ciri-ciri buku bajakan sebagai berikut.

1. Kertas Berbau, Tinta Tidak Berkualitas

Kertasnya bau sekali. Huek! Hahaha. Saya sampai mual. Serius. Tetapi saya tetap baca sampai selesai. Kadung dibeli. Hm. Berbeda dengan buku yang sudah lama disimpan. Baunya sangat khas dan saya merasa nyaman menghirupnya. Seperti kembali ke zaman dahulu kala. Zaman purba maskudnya, gitu? Membangkitkan memori lama. Begitu lah kira-kira. Namun, buku bajakan itu bau sekali. Tintanya tidak berkualitas.

2. Waran Sampul Berbeda

Sampul buku bajakan berwarna pucat atau ada yang terang tidak karuan, gradasi warna sampul berantakan, desain gambar berbayang. Gimana tuh? Pusingkan. Jadi samar-samar. Berbeda dengan buku asli, tentu warna sampul menarik, desain jelas, dan font judul memiliki efek timbul (emboss).

3. Kualitas Kertas dan Tinta Buruk

Memang tak ada bagus-bagusnya ini, ya, kan. Coba teteskan air ke buku bajakan, kertasnya gampang sekali mengembang dan sobek. Selain itu, warna kertas buram dan tipis. Mungkin ini jawaban kenapa buku bajakan yang saya beli tipis. Sangat berbeda dari versi asli. Warna tulisan tinta fotokopi, kabur dan berbayang. Susah untuk fokus, yang ada tambah pusing. Ada juga tinta yang ketebalan sampai tidak bisa dibaca tulisannya.

4. Halaman Buku Berantankan dan Gampang Lepas

Halaman buku berantakan, tidak berurutan. Bahkan, ada tulisan yang terbalik. Selain itu, beberapa halaman tidak tercetak, kosong. Bingung ya kalau halaman kosong. Apa aku harus menulis kisahmu di sini? Jika kita membeli buku original, beberapa penerbit bersedia mengganti buku-buku yang cacat. Tak hanya halaman buku yang berantakan, lembarannya pun gampang lepas. Lengkap. Masih mau berharap pada buku bajakan? Sudahlah berantakan, tercerai-berai pula. Cukup hidup saja yang rumit. Ok.

5. Ukuran Buku Bajakan Berbeda dari Buku Original

Ada berbagai macam jenis ukuran kertas yang dicetak menjadi buku. Untuk membuat sebuah buku dalam bentuk cetak biasanya memiliki standar tertentu. Misalnya, standar novel menggunakan kertas berukuran A5 atau ukuran 13 x 19 cm. Di beberapa kasus, ukuran kertas ini tidak sama, meski judul bukunya sama. Enggak lucu, ya. Aneh malah. Jadi, ukuran kertas buku bajakan tersebut lebih pendek dari buku original. Ini namanya mau untung gede lewat jalur maksa. Maksa ukuran kertas dikecilin.

6. Harga Murah

Harga murah euy. Apakah ini salah satu alasan saya membeli buku bajakan? Mungkin iya, tapi ini alasan kesekian. Alasan pertama adalah saya suka buku tersebut, kebetulan ada di kios yang saya datangi, saya punya uang, saya beli. Harga murah karena saya lagi beruntung, ternyata bukan lagi diskon, melainkan barang palsu. Hiks. Buku original memiliki harga standar. Di beberapa toko buku mungkin berbeda, tetapi perbedaan harga tersebut masih masuk akal.

Kerugian Adanya Buku Bajakan
1. Kerugian di dunia penerbitan

Akibat dari pembajakan buku ada banyak pihak yang dirugikan, salah satunya dunia penerbitan. Dalam satu perusahanan penerbitan buku berapa banyak karyawan yang harus mereka bayar gajinya? Tetapi, karena penjualan buku bajakan juga banyak dan kita masih tetap membeli buku-buku bajakan tersebut, maka lambat laun penghasilan perusahaan penerbit buku original akan mati. Mau membuat kaya orang-orang berlaku curang? Oh, tentu tidak! Oleh sebab itu, mari beli buku original bukan bajakan.

2. Tidak menghargai karya penulis

Menulis itu tidak semudah memfotokopi, beberapa menit bisa selesai. Ada proses panjang bagi seorang penulis menciptakan sebuah karya dalam bentuk buku. Mulai dari ide, waktu, biaya, tenaga, kesehatan, dan lain sebagainya. Tidak sampai di situ, ketika masuk ke penerbitan, buku tersebut kembali melalui proses panjang hingga sampai terpajang di etalase toko buku. Setelah semua selesai, para pencuri itu dengan entengnya memperbanyak buku tersebut tanpa izin. Sangat menyakitkan. Saya saja, jika ada yang menyomot tulisan saya tanpa izin atau tanpa sumber bakalan sakit hati.

3. Beli buku bajakan buang uang

Ada yang asli kenapa pilih yang palsu? Buku bajakan harganya murah, sebanding dengan kualitasnya yang murahan. Walau harga miring, tetap saja bayar pakai uang, ya kan. Nah, itu sama saja buang-buang uang. Pembeli masuk dalam ketegori rugi.

Buku Bajakan Melanggar Hak Cipta

Sudah jelas di halaman awal buku ada tercantum peraturan perundang-undangan mengenai pelanggaran tentang hak cipta, tetapi orang-orang tak bertanggung jawab masih saja bebas melanggarnya tanpa dikenai denda. Kesal ya. Bagi yang melakukan pembajakan dipidana penjara paling lama sepuluh tahun atau denda sebanyak empat miliar rupiah, tetapi semua ini bagai angin lalu. Buktinya penjual buku bajakan online masih marak di marketplace atau di media sosial. Hadeh. Tobat… Tobat…

Kenapa Beli Buku Bajakan bukan Original?

Kenapa beli buku bajakan? Beberapa alasan saya temukan di kolom komentar kanal YouTube Rifda Nrf.

  1. @elsariatulmasada… Bener banget kalo beli buku bajakan tuh ngerasa bersalahh bangettttt 🙁 pernah gasengaja beli ketemen dan pas dteng ternyta bajakannnn langsung nyesek dan gak mau beli disitu lagi, ngerasa bersalah bangettttttttttt…
  2. @aaputra… Sumpah dulu gue beli bajakan sampai beli 3 gara gara gak tau ORI sama bajakan itu apa dan sekarang Alhamdulillah udah beli yang ORI sampai 5 wattpad Alhamdulillah gara gara video ini aku udah tau bedanya ORI sama bajakan terimakasih kak videonya
  3. @nuraininuraini… Pernah sekali beli buku bajakan,karena gak tau kalo beli buku bajakan itu salah fatal wkkw dan ga tau juga bedainnya. Jadi nyesel dan gak mau lagi beli buku bajakan.

Dan, masih banyak lagi komentar yang intinya sama, beli buku bajakan karena tidak tahu. Sama seperti saya, beli lantaran tidak paham. Buku bajakan yang saya beli itu salah satu buku best seller Indonesia, tetapi saya tidak ingin sebut judulnya. Malu. Sekarang masih saya simpan sebagai bukti bahwa benar buku bajakan itu buruk. Buku versi original tentu saya punya juga.

Tanggapan Penulis tentang Buku Bajakan

Tere Liye adalah salah satu penulis Indonesia paling keren dan paling gigih menyuarakan pembajakan buku. Dia mengkritik sangat sengit pelaku pembajakan buku dan pembeli buku bajakan. Kadang tu ya, saya tersindir juga sama postingannya, meski sudah tobat. Gimana Tere Liye tidak sengit, buku karya-karya beliau sangat banyak dibajak baik dalam bentuk e-book atau cetak.

tere liye memberantas pembajakan buku
Sumber: SS status Tere Liye di Facebook
buku bajakan dan buku original
Sumber: SS status Tere Liye di Facebook

Selanjutnya ada penulis buku “You Do You”, Fellexandro Ruby, di kanal YouTube pribadinya dia unboxing bukunya sendiri yang dibajak. Buku tersebut dia beli di marketplace. “Unboxing Buku Bestseller Gua Yang Dibajak! Sedih Bro!”

buku original dan bajakan
Sumber: SS YT Fellexandro
buku original dan bajakan
Sumber: SS YT Fellexandro
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Buku Traveling untuk Inspirasi Liburanmu
Solusi Ingin Baca Buku tetapi Budget Kurang

Enggak ada uang, atau masih kurang. Ya enggak apa-apa. Enggak dosa. Yang dosa itu beli buku bajakan. Walau budget beli buku original masih kurang, kita tetap bisa baca buku kok, gratis lagi. Berikut beberapa solusi untuk yang suka baca tapi masih punya kendala di fulus.

1. Baca buku pakai aplikasi iPusnas

Pengalaman saya, ternyata masih banyak teman-teman dekat saya yang tidak tahu sama aplikasi perpustakaan digital ini. Ketika saya buat story, mereka pada tanya saya baca pakai aplikasi apa. Di iPusnas kita bisa baca buku tanpa bayar. Modal beli quote saja tentunya. Masa berlaku peminjaman lima hari. iPusnas memiliki banyak koleksi dengan berbagai genre.

2. e-Pustaka BDG

Aplikasi baca buku digital ini gratis, bisa digunakan secara offline setelah mengunduh buku yang ingin dibaca. Penggunaannya sangat mudah dan nyaman. Namun, memiliki satu kekurangan, koleksi buku sangat terbatas. Semoga ke depan, aplikasi ini bisa dikembangkan secara maksimal terutama menambah jumlah koleksi buku.

3. ePerpus

Kategori buku di applikasi baca buku digital ePusnas beragam, hampir sama dengan e-Pustaka BDG, aplikasinya mudah digunakan. Tetapi, jumlah buku tidak terlalu banyak.

4. Google Play Books

Baca kapan saja di mana saja sekarang semakin mudah dengan hadirnya berbagai macam aplikasi baca buku digital, seperti Google Play Books. Aplikasi ini bagai surga bagi penikmat buku, sebab memiliki beragam genre dan ratusan koleksi buku. Beberapa fitur tersedia untuk memudahkan pembaca mencari buku yang diinginkan, dari yang berbayar sampai gratis.

5. Pinjam buku ke perpustakaan

Dulu saya termasuk siswi yang jarang jajan kalau jam istirahat. Waktu istirahat saya gunakan untuk ke perpustakaan. Kebiasaan ini saya lakukan sampai kuliah. Bedanya saat kuliah saya mampir ke perpustakaan setelah semua proses belajar di kelas usai. Dan, saat laporan untuk urusan skripsi, kertas bukti peminjaman buku saya yang paling banyak daftar bukunya. Teman saya sampai bilang, gila rajin kali. Hahaha. Biasa aja kali ngomongnya.

6. Pinjam buku ke teman

Ini hal yang tidak lazim saya lakukan. Saya pinjam buku ke teman tidak lebih dari sepuluh kali. Kayaknya juga tidak sampai segitu. Kurang dari sepuluh. Kenapa? Saya malas, repot mengembalikannya. Kemudian, saya menghindari agar orang-orang tidak balik meminjam buku saya. Pelit amat! Ya, tergantung. Tidak semua orang punya rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka pinjam. Apes kan, ketika buku kita dikembalikan dalam keadaan rusak. Saya termasuk golongan Bibliotaph. Apakah kamu juga?

7. Beli buku preloved

Beli buku bekas lebih baik daripada beli buku bajakan meski “baru” tetapi curian. Karena kendala di budget, saat kuliah kakak saya sering membeli buku preloved, buku bekas. Di Medan ada kios-kios yang khusus menjual buku preloved, di sekitaran Stasiun Kereta Api. Harga cukup miring, namun kualitas masih bagus. Selain itu, harga bisa ditawar. Sekarang pun banyak influencer yang menjual buku-buku preloved di akun sosial media. Harga tentu bersahabat. Hal ini bisa menjadi solusi, bukan? There is a will, there is a way.

Pelaku Pembajakan Buku Harus Dihukum

Kita sudah tahu ada banyak pihak yang dirugikan dari pembajakan buku, mulai dari penulis, penerbitan termasuk tim editor, ilustrator, desainer, dan banyak pihak lain yang termasuk di dalamnya hingga buku tersebut nangkring di etalase toko. Dan pasti, kita juga menjadi salah satu yang merugi jika membeli buku bajakan, sebab buku tersebut berkualitas buruk, tetapi kita sudah keluar uang. Walau sedikit, tetap saja keluar uang. Enggak ada untung-untungnya.

buku original dan bajakan
Sumber: (dokumen pribadi). Beli buku di marketplace Gramedia official store.

Coba kita balik kondisinya, kita berada di posisi si penulis, pasti kita merasa sangat kecewa ketika pekerjaan yang kita perjuangkan segenap hati tidak dihargai dan dicuri. Tidak ada alasan buku bajakan dijual murah atau dibagi secara gratis dalam bentuk e-book lewat media sosial atau mengunduh di website menjadi penambah pahala si penulis, seperti komentar netizen di facebook Tere Liye, sementara pelaku pembajakan mendapat keuntungan. Hah! Enak saja. Sudah jelas pembajakan adalah perbuatan ilegal. Ada undang-undang yang mengaturnya. Pelaku pembajakan harus mendapat hukuman sesuai undang-undang.

Ingat! Konsumsi Buku Original Bukan Bajakan

Sebagai penikmat buku dan hobi baca, pastinya kita tidak akan melakukan hal yang merugikan orang lain. Maka dari itu, mari kita dukung perjuangan para penulis seperti Tere Liye memberantas penjualan buku bajakan. Jika meraka tidak mendapat pasar, maka tidak ada penghasilan. Ada banyak cara bisa kita lakukan untuk tetap bisa membaca kapan saja di mana saja tanpa membeli buku bajakan. Hidup juga pasti akan tenang dengan konsumi buku original bukan bajakan. Saya pernah membeli buku bajakan karena minimnya informasi. Dan itu sudah lama sekali. Tetapi, sekarang bye-bye buku bajakan.

Buku adalah sahabat paling setia

rela mendampingi sepanjang waktu

di mana pun aku berada

tanpa pernah memikirkan dirinya

Abdurahman Faiz, penulis buku Kumpulan Puisi: Aku Ini Puisi Cinta

Buku adalah sahabat, pasti enggak mau kan punya sahabat palsu. Sahabat harus ori. Hehehe. O ya, sebagai tambahan, karena saya termasuk orang yang mageran, belanja online adalah solusi. Dan, untuk membeli buku-buku original di marketplace saya pilih toko official penerbitnya. Semoga kita menjadi pembaca yang bijak, no bajak-bajak. Ingat! Yang asli ada badaknya. Hahaha. Yang asli bagus kualitasnya, happy bacanya.

BTW, kamu punya pengalaman yang sama seperti saya beli buku bajakan? Gimana perasaannya setelah itu? Happy? Ketagihan biar bisa hemat? Hahaha. Jangan sampai dong ya. Atau kamu adalah orang yang hidupnya lurus tidak pernah beli dan baca buku bajakan. Saya standing applause. Kamu keren!

O ya, ngomongin buku bajakan seru banget pastinya. Oleh sebab itu, kamu bisa mampir di blog Mba Ai untuk membaca keseruan lain tentang buku bajakan. Gibah buku, kan, enggak dosa, jadi silahkan mampir di blog Mba Ai, ya. Tulisan ini kami buat kolab lho! Enggak penasaran apa? Hihihi. Selamat baca buku original! ^^

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: