Jalan-Jalan

Masjid Azizi, Bukti Sejarah Kesultanan Langkat

gambar masjid azizi tanjung pura langkat
Sumber: simas.kemenag.go.id

Pertanyaan rumah saya di mana, jawaban paling pas adalah kalau dari arah Medan sebelum Masjid Azizi. Ya, siapa tak mengenal masjid megah dengan warna dominan kuning dan hijau khas Melayu ini? Berada di jalan lintas Sumatra yang menghubungkan Medan dan Banda Aceh, tepatnya Tanjung Pura, Masjid Azizi kini telah berusia ratusan tahun dan menjadi bukti sejarah Kesultanan Langkat yang masih utuh.

Pembangunan Masjid Azizi atas usul Syekh Abdul Wahab Rokan – ulama, ahli fikih dari Riau – pada masa pemerintahan Sultan Musa al-Muazzamsyah. Pembangunan dimulai pada tahun 1899 M (1320 H) di lahan seluas 18.000 meter persegi. Kemudian Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah, putra Sulta Musa, melanjutkan pembangunan hingga rampung di tahun 1902, karenanya masjid ini bernama Masjid Azizi.

Menjadi saksi sejarah perjalanan Kesultanan Langkat, masjid dengan menara setinggi 35 meter ini memang mesti masuk dalam daftar wisata religi.

Tempat Bermain Saat Mengaji

halaman bagian dalam masjid azizi langkat
Halaman bagian dalam masjid. Sumber: satujam.com

Di belakang masjid terdapat sekolah Yayasan Jam’iyah Mahmudiyah Lithalabil Khairiyah, tempat saya mengaji. Dulu MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta), tetapi sekarang menjadi MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) pendidikan empat tahun. Lokasinya dekat dari rumah, sehingga bisa jalan kaki. Itu sebabnya di awal tulisan saya katakan, rumah saya sebelum Masjid Azizi. Saat jam istirahat, saya dan teman-teman memilih bermain di lingkungan masjid yang luas, bersih dan dingin. Banyak angin sepoi-sepoi. Masjid ini memiliki dua bagian halaman. Pertama, halaman dalam. Halaman dalam dikelilingi tembok, termasuk di dalamnya makam Sultan dan keluarga. Kedua, halaman luar, lebih luas dengan hamparan rumput hijau yang indah.

Tempat Ziarah Pahlawan Nasional

Padamu Jua

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu

...

-Amir Hamzah

Selesai pembacaan puisi “Padamu Jua”, selanjutnya adalah peletakan karangan bunga di pusara pahlawan nasional, Tengku Amir Hamzah. Saya lupa agenda rutin tiap tahun ini sebagai peringatan apa, mungkin memperingati hari lahirnya pada tanggal 28 Februari. Sewaktu SMP saya pernah mengikutinya.

makam tengku amir hamzah
Makam Tengku Amir Hamzah. Sumber: commons.wikimedia.org

Tengku Amir Hamzah adalah putra seorang pangeran bernama Tengku Muhammad Adil. Lahir dari keluarga istana Kesultanan Langkat, Amir Hamzah sangat taat menjalankan ajaran Islam. Ia menyukai dunia sejarah dan Sastra Melayu, sehingga ia menjadi sastrawan angkatan Pujangga Baru. Masa pendidikan sebagian ia habiskan di Tanjung Pura, salah satunya di Jam’iyah Mahmudiyah Lithalabil Khairiyah yang dibangun oleh Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana muda di Batavia, Amir Hamzah diminta kembali ke Langkat. Ia menjadi pangeran Langkat Hulu menggantikan ayahnya. Pada tahun 1946 terjadi Revolusi Sosial di wilayah Sumatra Timur. Banyak keluarga istana yang ditangkap, termasuk Tengku Amir Hamzah. Sang Pujangga tewas dipancung. Jenazahanya berada di pemakaman massal Kuala Begumit. Namun, sekarang sudah dimakamkan di komplek pemakaman Masjid Azizi.

Tempat Pemakaman Sultan Langkat dan Keluarga

makam sultan langkat dan keluarga
Komplek Makam Sultan Langkat dan Keluarga. Sumber: lidyanie.com

Selain makam pahlawan nasional, di komplek masjid ini selanjutnya kita bisa melihat makam para Sultan Langkat dan keluarga. Setiap hari raya Idulfitri dan Iduladha pemakaman raja ramai oleh peziarah yang sepertinya berasal dari kerabat sultan. Memang pemakaman ini pun tampak lebih private.

Tempat Berlangsungnya Festival Azizi

Sayangnya Festival Azizi tidak langgeng hingga hari ini. Festival Azizi ini tidak ada kaitannya dengan masjid, melainkan karena pelaksaannya berada di komplek Masjid Azizi. Ada beragam kegiatan, seperti lomba barzanzi dan marhaban, azan, baca puisi, tilawah Alquran, dan tidak ketinggalan ada bazar makanan, kerajinan tangan, baju dan lain sebagainya. Festival ini berlangsung selama lebih kurang satu minggu untuk memperingati haul Tuan Guru Besilam Babussalam, Syaikh Abdul Wahab Rokan.

Tempat Titik Kumpul Peserta Pawai Obor

gambar pawai obor di masjid azizi tanjung pura langkat
Pawai obor menyambut tahun baru islam. Sumber: ig @patuah_patuah

Nah, ini yang terbaru. Untuk menyambut tahun baru Islam, Muharram, masyarakat melakukan pawai obor bertajuk Pawai Obor Patuah. Peserta pawai mencapai seribu lebih yang berasal dari beberapa sekolah di Tanjung Pura dan juga remaja masjid dari beberapa kecamatan. Kegiatan ini cukup meriah, antusias warga menyaksikannya tidak surut meski malam hari. Tahun ini pawai obor absen karena pandemi Covid 19. Memang pandemi membuat berbagai kegiatan harus berhenti.

Sebenarnya saya masih ingin menulis lebih banyak mengenai Masjid Azizi, karena masjid ini memiliki banyak hal menarik. Tapi untuk tulisan kali ini, saya sudahi agar tidak terlalu panjang. Lagi pula tulisan terlalu panjang bisa bosan bacanya. Hehehe.

Selamat bertualang mengunjungi Masjid Azizi bukti sejarah ini.

2 Komentar

Tinggalkan Balasan